Sabtu, 26 November 2011

Kita anak Muda, bukan Budak Negeri

Kawan boleh tanyakan siapa yang mengusai hasil bumi di Papua,.. kawan juga boleh tanyakan perusahaan terbesar di Atjeh sabang sana.... ya dari sabang hingga merauke berjajar pulau-pulau yang ditumbuhi perusahaan asing, mereka bagaikan Draculla penghisap perekonomian negeri ini, yang lebih memilukan ulah tengik pejabat negeri ini yang menginzinkan mereka beroperasi selama puluhan taun.  kawan sebaiknya membuka jendela hati lebar-lebar...kita tengok sejauh mana keperihatinan kita yang masih mempunyai mental budak di dalam negeri sendiri,,,.. tak usah jauh ke sabang atau ke meraoke..dihadapan kita..didepan mata kita,,..sulitnya mata pencarian menjadi perbincangan tukang ojeg, tukang becak, tukang sayuran yang harus terdepak oleh bogem dan kekarnya sepatu Satpol PP. harusnya pemerintah menyediakan lahan strategis buat rakyatnya bukan malah mengusir secara kasar dan memberikan izin berdirinya perusahaan-perusahaan kapitalis atas nama modernisasi. ketahuilah kawan... saat  satu pertokoan dan perusahaan megah itu berdiri maka 1000 rakyat kita kehilangan mata pencariannya, secara logis bisa kawan pikirkan..apakah lapak-lapak sayuran milik encang-encing kita akan tetap bertahan disamping megahnya Mall, apakah tukang becak dan tukang ojeg omperangan di izinkan beroperasi disekitar pusat perbelanjaan modern yang dikuasai kaum borjuis asing itu,... apakang tukang rokok di terotoar tetap bertahan menjual air gelas dan roti-roti yang nampak lusuh,... mereka semua akan gulung tikar karena tentu kalah saing dan kalah modis atau terpaksa di gulung tikarnya karena dianggap merusak pemandangan.
Kawan,..tidak-kah nurani ini tersayat,..ketika jurang kemiskinan semakin melebar..saat ini ditempat kita tinggal saja begitu kentara pemisahan antara kampung tempat berkumpulnya orang dengan penghasilan pas-pasan dan di sebelah sana perumahan megah dan mewah tempat tinggal orang-orang kaya yang menggendutkan perutnya sendiri. 
Kawan,..tidakkah kita berpikir memberikan kontribusi untuk keluar dari kesenjangan yang semakin lama semakin menyengsarakan ini, kita adalah anak-anak muda yang dianugerahi kekuatan berfikir yang masih segar jangan gadaikan idealisme pemikiran kita dengan mengikuti cara hidup hedonis yang diciptakan bandit-bandit modernisasi... bukan cara anarkis yang menjadi pilihan, bukan dengan cara mengusir orang-orang gendut(orang kaya kapitalis), tapi bukalah kesadaran kita sendiri, kita punya potensi, kita punya kreasi, kita punya kekuatan membela harga diri dan masyarakat. kawan...jangan mau jadi budak di negeri sendiri....!!!!